- Islam Didirikan Atas 5 Perkara, Apa Saja Itu?
- Sabtu Kemarin MUI Kembali Gelar Bincang Ekonomi Umat
- Pemerintah Janji Tahun Ini Akan Bangun Ekonomi Inklusif
- Sebelum Menuju Mamuju, Pasukan Medis BAZNAS Dites Covid-19
- Pasca Vaksin Covid 19, Sekjen AMPUH : Kebijakan Regulasi Umrah Masih Vakum
- Bantu Pengusaha Kecil, Pemerintah Buka Fasilitas Ekspor UMKM ke Timur Tengah
- Dirikan Dapur Umum, BAZNAS : Ditebar di 2 Provinsi
- Kerajaan Saudi : Pembangunan 800 Pemukiman Baru Israel Dapat Mengancam Perdamaian
- Bantu Evakuasi Korban Sriwijaya Air, BAZNAS Siapkan Perangkat Mobil Ambulans
- BMKG : Waspada Cuaca Buruk 12 Hingga 18 Januari Mendatang
MUI : Sistem Riba Itu Menghasilkan Keserakahan, Ketidakpedulian dan Kesengsaraan

Jakarta (Bisnis Syariah) –
Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (KPEU MUI Pusat),
KH. Nuruzzaman mengatakan, nanti Allah Swt akan menghancurkan sistem riba. Mindset
riba. Digantikan dengan taawun. Shodaqoh. Saling tolong menolong. Apakah kemudian
elemennya zakat. Infak atau wakaf.
“Dan ini yang nantinya akan
menjadi kekuatan dasar yang mengalahkan ketika pada saat kondisi pandemi
negara-negara di mana pun sudah mengalami tekanan, sampai kemudian mengalami
kelemahan di bidang politik di bidang ekonomi. Tertekan semua. Maka semua orang
bertanya bisakah Islam menjadi alternatif mengatasi tekanan ini,” imbuh Nuruzzaman
saat menjadi nara sumber dalam kegiatan webinar Bincang Ekonomi Umat berjudul :
Pentingkah BUMN Syariah, Sabtu malam, (09/01/2021).
Saat ini, sambung dia, jawabannya
orang sudah melirik Islam. Jadi ketika sistem riba ini yang menghasilkan
keserakahan, ketidakpedulian, terus menambah modal dengan bunga, tanpa mempedulikan
orang lain itu, sekarang kemudian menjadi tekanan. Dan berujung kepada
kesengsaraan. Sekarang ini orang sudah melirik Islam saya kira ini saatnya kita
mengumandangkan dengan elegan di mana sebenarnya penyelesaiannya secara
syariah.
Baca Lainnya :
- Gelar Diskusi Secara Virtual, Inilah yang Dibahas MUI0
- MUI : Selama Pandemi 6,5 Juta Orang Kehilangan Pekerjaan0
- Inilah Kronologis Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air0
- Terapkan Protokol Kesehatan, Travel Ini Kembali Selenggarakan Pembelajaran Manasik Umrah0
- Berhasil Panen Sehari 127 Kg, Petani di Banten Ini Gembira Sekali0
“Dan ini dikemukakan
secara elegan, sehingga kita disebut sebagai hamba Allah yang elegan. Nah hamba
Allah yang elegan itu adalah dia berjalan rendah hati, menyenangkan orang di sekitarnya,
mencari titik temu, gampang menemukan koneksitas dan sinergi, tapi ketika dia
bertemu dengan kebodohan idelogi, kebodohan politik kebodohan sosial budaya,
kebodohan ekonomi dia akan menjawab how to nya dari A sampai Z secara syariah,”
tuturnya lagi. (rio)